Kensvil Kenep: Menyulap Desa Jadi Laboratorium Hidup Pertanian Masa Depan



Pastipas.id – Jika Anda membayangkan pertanian hanyalah soal lumpur, cangkul, dan panas terik matahari, datanglah ke Desa Kenep, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Di sana, sebuah oase pengetahuan dan teknologi bernama Kensvil – singkatan dari Kenep Smart Village – baru saja resmi diluncurkan. 

Berada di tengah ladang hijau Bojonegoro, Kensvil berdiri seperti potret masa depan: greenhouse berjajar rapi, alat tanam canggih terkoneksi Internet of Things (IoT), dan titik-titik estetik yang membuat pengunjung betah berlama-lama. Tapi Kensvil bukan sekadar tempat wisata; ia adalah laboratorium hidup. 

Tempat di mana generasi muda belajar, bermain, berinovasi – semua dalam balutan edukasi pertanian modern.

Di balik ide besar ini, berdirilah sosok Ismail Fahmi, pakar IT asal Bojonegoro yang namanya sudah dikenal secara nasional lewat platform analisis media sosial Drone Emprit. 

“Pertanian bukan cuma urusan petani, tapi urusan semua orang yang ingin masa depan pangan tetap terjaga,” ujar Ismail. 

Terinspirasi dari teknologi pertanian Belanda, tempatnya menimba ilmu doktoral, Ismail ingin menghadirkan versi lokal dari inovasi global.

“Di Kensvil, masyarakat bisa pelatihan pertanian modern, buat konten edukatif, bahkan prewedding di tengah greenhouse,” katanya dengan semangat. 

Konsep ini disebut experience tourism – wisata berbasis pengalaman langsung. Hasilnya? Desa Kenep yang dulunya biasa saja kini dilirik banyak orang: wisatawan, petani muda, hingga birokrat.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro, Zaenal Fanani, yang hadir dalam grand opening, menyambut antusias.

“Kensvil ini bukti bahwa pertanian bisa keren dan canggih,” ujarnya. 

Ia bahkan menjanjikan program pengadaan greenhouse tahun depan untuk kelompok petani milenial. Bojonegoro, katanya, tidak boleh tertinggal dalam gelombang pertanian masa depan.

Di tengah tantangan global pangan, Kensvil adalah semangat baru dari desa – sebuah pernyataan bahwa dari Bojonegoro, perubahan bisa dimulai. Dan Desa Kenep, kini, bukan sekadar titik di peta. Ia menjadi harapan, tempat belajar, dan simbol bahwa sawah pun bisa bertransformasi menjadi ruang inovasi.(red)


Redaksi

Nothing..

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama