Pastipas.id – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro akan kembali menggelar Festival Ruwatan Murwakala, sebuah tradisi sakral yang menjadi bagian dari kekayaan budaya lokal. Pendaftaran peserta dibuka mulai tanggal 2 hingga 16 Juni 2025.
Kepala Disbudpar Bojonegoro, Welly Fitrama, menegaskan bahwa ruwatan bukan hanya tentang pelestarian budaya, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat Bojonegoro terlibat dalam menjaga nilai-nilai warisan leluhur dengan cara yang relevan di era modern.
"Tradisi ini lebih dari sekadar festival budaya. Ruwatan Murwakala adalah momen spiritual dan edukatif yang dipadukan dengan kekuatan digital. Ini adalah cara kita menyampaikan pesan leluhur ke generasi baru tanpa kehilangan makna," kata Welly.
Acara puncak Festival Ruwatan Murwakala akan digelar pada Jumat, 27 Juni 2025 mulai pukul 08.00 WIB di Khayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem—lokasi ikonik dengan api abadi yang menjadi simbol kekuatan alam dan spiritualitas dalam tradisi masyarakat Bojonegoro.
Salah satu daya tarik utama dalam festival ini adalah kehadiran Ki Ngaesain Gondo Carito, seorang dalang kawakan yang akan memimpin prosesi ruwatan. Ia akan membawakan lakon dengan wayang khas yang penuh muatan filosofis, mengangkat kisah-kisah klasik yang sarat nilai moral dan kebijaksanaan.
Welly juga menambahkan bahwa ruwatan tahun ini akan diperkuat dengan pendekatan digital, mulai dari pendaftaran peserta hingga dokumentasi kegiatan secara daring, agar dapat menjangkau generasi muda serta memperluas gaung budaya Bojonegoro ke luar daerah.
"Melalui festival ini, kami ingin menunjukkan bahwa kearifan lokal bisa berdampingan dengan teknologi. Budaya tidak harus selalu tampil dalam bentuk konservatif; ia bisa hidup dan berkembang mengikuti zaman," ujarnya.
Festival Ruwatan Murwakala terbuka untuk masyarakat umum, terutama mereka yang ingin menjalani prosesi ruwatan sebagai simbol pembersihan diri dari kesialan, atau yang ingin turut serta dalam pelestarian budaya.