Pastipas.id, BOJONEGORO – Suara langkah kaki berpacu dengan irama gamelan di kawasan Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Minggu (19/10/2025). Ratusan pelari dari berbagai daerah menembus hutan jati, menandai digelarnya Geopark Trail Run 2025. Tak sekadar lomba lari, ajang ini menjadi simbol kebangkitan sport tourism sekaligus diplomasi budaya Bojonegoro menuju pengakuan dunia.
Kawasan geosite Kayangan Api yang dikenal sebagai titik api abadi menjadi pusat kegiatan dua momentum besar—olahraga dan budaya—yang berpadu harmonis. Di bawah naungan pohon jati dan atmosfer khas bumi Mataraman, semangat peserta dari berbagai daerah—mulai Bojonegoro, Tuban, Blora, Lamongan, hingga Magelang—menciptakan energi kebersamaan yang jarang ditemui di event sejenis.
Geopark Trail Run dilepas langsung oleh Kabid Pariwisata Disbudpar Bojonegoro, Amin Asrofin. Ratusan pelari lintas usia berlari sejauh lima kilometer mengelilingi hutan jati. Rute yang menantang tak mengurangi antusiasme mereka. Setibanya di garis finish, peserta disambut hidangan khas Bojonegoro: sego pecel godong jati, simbol keseimbangan antara alam, tradisi, dan energi masyarakat lokal.
Suasana semakin sakral ketika Camat Ngasem Iwan Sofyan bersama para kepala desa se-Kecamatan Ngasem melaksanakan prosesi pengambilan Api Abadi di altar Kayangan Api. Api suci itu kemudian diarak menuju Pendopo Malowopati untuk disemayamkan sebagai tanda dimulainya rangkaian Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348. Sebuah perpaduan unik antara olahraga, budaya, dan spiritualitas lokal yang penuh makna.
Selepas prosesi, kemeriahan tak berhenti. Diiringi alunan musik dan gamelan, peserta menikmati hiburan rakyat, pembagian hadiah, hingga pengundian doorprize utama berupa mobil Suzuki Katana. Keceriaan, kebersamaan, dan rasa bangga menyatu, menciptakan atmosfer khas Bojonegoro yang ramah dan bersahaja.
Kepala Disbudpar Bojonegoro, Welly Fitrama, melalui Kabid Pariwisata Amin Asrofin, menyampaikan bahwa Geopark Trail Run merupakan bagian dari strategi memperkenalkan potensi Kayangan Api dan memperkuat eksistensi Geopark Bojonegoro di tingkat nasional hingga internasional. “Event ini bukan hanya olahraga, tetapi juga promosi alam dan budaya lokal. Kami ingin Kayangan Api menjadi ikon sport tourism dan mendukung Geopark Bojonegoro meraih status UNESCO Global Geopark,” ungkapnya.
Dengan semangat kolaboratif dan promosi berkelanjutan, Bojonegoro kini tak hanya dikenal sebagai daerah minyak dan hutan jati, tetapi juga sebagai destinasi sport tourism dan geopark berkarakter budaya. Api abadi Kayangan Api menjadi simbol bahwa semangat masyarakat Bojonegoro untuk mendunia tak akan pernah padam.(red)
Tags
Ragam Nusantara
