Dukungan EMCL dan Ademos, Bojonegoro Kuatkan Fondasi Olahraga Berprestasi

Pastpas.id, Bojonegoro - Upaya serius menjadikan Bojonegoro sebagai “lumbung atlet emas” bulutangkis kini benar-benar dimulai. Berkolaborasi dengan PBSI Bojonegoro dan didukung penuh oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), lembaga Ademos sukses menyelenggarakan Pelatihan Pelatih Bulutangkis Lisensi Kabupaten di GOR Dolokgede. Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini diikuti oleh 30 pelatih muda dari berbagai kecamatan, dengan semangat yang sama: mentransformasi pembinaan atlet dari sekadar insting menjadi metodologi ilmiah berstandar nasional. Direktur Ademos, Arsyad, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya sekadar pencapaian administratif, melainkan perubahan paradigma dalam dunia kepelatihan olahraga di Bojonegoro. “Kami berharap pembinaan atlet di Bojonegoro dapat berjalan lebih sistematis dan berkualitas sehingga mampu menjadi lumbung atlet emas bulutangkis,” ujarnya. Ia menambahkan, Ademos ingin mengubah cara pandang pelatih dari pola tradisional menuju pelatihan berbasis ilmu pengetahuan dan sportivitas. “Spirit kami bukan hanya tentang sertifikat, tetapi tentang transformasi,” tegas Arsyad. “Dari pelatih yang hanya mengandalkan insting, menjadi pelatih yang berpegang pada metodologi ilmiah dan etika kepelatihan. Spirit Ademos adalah memberdayakan akar rumput — dari desa ke panggung dunia.” Pesan tersebut menjadi motivasi kuat bagi para pelatih muda yang mengikuti setiap sesi dengan antusias. Dukungan penuh dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan program ini. PGA EMCL Joni Wicaksono menyampaikan, dukungan tersebut merupakan bentuk nyata komitmen perusahaan terhadap pengembangan sumber daya manusia di wilayah operasi. “Kami percaya bulutangkis dapat menjadi alat pemersatu dan sarana membangun karakter generasi muda,” ujarnya. Menurutnya, penguatan kapasitas pelatih adalah investasi sosial jangka panjang yang berdampak langsung pada kemajuan daerah. Ketua PBSI Bojonegoro, Abdul Wahid, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif kolaboratif ini. Ia menilai bahwa pelatihan pelatih berlisensi merupakan pondasi penting untuk memperkuat ekosistem olahraga lokal. “Dengan adanya pelatih-pelatih muda yang berkualitas, pembinaan bulutangkis di Bojonegoro akan lebih maju dan dapat mencetak atlet-atlet unggul,” katanya. Menurut Wahid, langkah ini juga akan memperkecil kesenjangan kualitas antara pelatih desa dan pelatih di kota besar. Hal senada disampaikan oleh Ketua KONI Bojonegoro, Sahari, yang hadir langsung di lokasi. Ia menyebut pelatihan ini sebagai investasi strategis bagi masa depan olahraga Bojonegoro. “Pelatih adalah ujung tombak. Dengan adanya standarisasi dan peningkatan kualitas pelatih berlisensi, kami optimis pembinaan atlet di Bojonegoro akan menjadi lebih sistematis, terukur, dan profesional,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara organisasi olahraga, pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mencetak prestasi. Selama empat hari, para peserta akan dibimbing oleh instruktur berlisensi resmi PBSI. Mereka akan mendapatkan materi teknis, etika, psikologi olahraga, hingga strategi pembinaan usia dini. Dengan pelatih-pelatih berstandar nasional, Bojonegoro diharapkan benar-benar siap menapaki jalur prestasi. Dari GOR Dolokgede, semangat itu lahir — menjadikan Bojonegoro bukan hanya dikenal sebagai daerah penghasil energi, tetapi juga sebagai lumbung atlet emas bulutangkis Indonesia.(red)

admin

Saya hanya anak desa yang ingin bermanfaat untuk dunia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama