Pastipas.id – di RT 21 RW 01 Desa Wedi, Kecamatan Kapas, terasa berbeda. Bukan karena kemegahan panggung atau gemerlap acara, tetapi karena getaran haru yang menyelimuti halaman rumah Fatchul Huda.
Di sana, Pramuka Jawa Timur memulai sesuatu yang lebih dari sekadar perkemahan—mereka memulai misi kemanusiaan.
Perkemahan Wirakarya Jawa Timur yang dibuka langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah, yang juga menjabat sebagai Ketua Kwartir Cabang Pramuka, bukan sekadar ajang berkumpul. Ini adalah ruang di mana semangat Tri Satya dan Dasa Dharma diterjemahkan menjadi aksi nyata: membangun rumah-rumah tak layak huni, menyulam kembali harapan warga yang hidup dalam keterbatasan.
“Saya merasa seperti mimpi,” ucap Fatchul Huda, sambil menatap rumahnya yang mulai direnovasi. Tak sendiri, tiga warga lain di Bojonegoro juga mendapat berkah serupa—Raswati di Gondang, Mutmainah di Dander, dan Tafsir di Sumberrejo. Rumah mereka adalah titik dari 143 lokasi se-Jawa Timur yang dijadikan pusat pembangunan oleh Pramuka melalui program ini.
Dalam sambutannya, Nurul Azizah menegaskan bahwa pembangunan karakter dan empati sama pentingnya dengan pembangunan fisik. “Kami tidak hanya mendirikan tenda, tetapi juga mendirikan harapan,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa kegiatan ini adalah bagian dari solusi mengatasi kemiskinan, meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan menggerakkan roda ekonomi lokal dengan sentuhan gotong royong.
Perkemahan ini akan berlangsung selama 10 hari, penuh kerja keras dan keringat, namun juga penuh pelajaran tentang kepedulian.
Bagi para peserta Pramuka, ini bukan sekadar latihan, tapi ziarah nilai-nilai kemanusiaan. Bagi para penerima bantuan, ini adalah jawaban atas doa panjang mereka untuk hidup yang lebih layak. Dan bagi Bojonegoro, ini adalah wajah pembangunan yang tidak hanya membangun jembatan dan jalan, tetapi juga membangun jiwa dan rasa.(red)