Pastipas.id – Pagi itu, langit Bojonegoro tampak cerah seolah ikut menyambut semangat sekelompok pecinta sejarah yang hendak memulai perjalanan panjang. Deretan mobil Willys berbaris rapi di lapangan, mesin-mesinnya bergemuruh lembut, seakan bersiap menembus waktu dan medan, membawa kembali semangat era 1940-an dalam bingkai persaudaraan masa kini.
Di tengah kerumunan, Bupati Bojonegoro berdiri berdampingan dengan Ketua Ikatan Offroad Indonesia (IOF) Cabang Bojonegoro, Budi Irawan.
Keduanya melepas rombongan Komunitas Willys Bojonegoro Club yang akan mengikuti Jambore Nasional (Jamnas) American Jeep XIII di Kota Batu, yang digelar pada 4–6 Juli 2025.
Bukan sekadar pelepasan, momen ini adalah bentuk penghormatan kepada sebuah komunitas yang menjaga denyut nostalgia di tengah laju zaman. Mobil-mobil Willys — saksi bisu masa-masa perjuangan — kembali meluncur, kini bukan di medan perang, melainkan di jalan-jalan menuju silaturahmi, petualangan, dan kecintaan akan sejarah otomotif.
“Selamat menempuh perjalanan. Jadikan momen ini sebagai ruang untuk memperluas persaudaraan dan memperkuat identitas komunitas pecinta sejarah otomotif,” ucap Budi Irawan yang tak hanya berbicara sebagai pejabat, tapi juga sebagai sesama penggemar dunia off-road.
Jeep Willys, kendaraan legendaris buatan Amerika sejak 1941, memang tak lagi diproduksi, namun di tangan para penggemarnya, ia tak pernah mati.
Di Bojonegoro, Willys adalah lebih dari sekadar kendaraan — ia adalah artefak, simbol daya tahan, dan warisan yang menuntut dirawat, dipelihara, dan dijalankan.
Tak hanya menjadi penggemar, Komunitas Willys Bojonegoro juga didorong menjadi bagian dari penggerak wisata sejarah dan petualangan. Medan-menang Bojonegoro seperti Wonocolo yang eksotis telah menjadi taman bermain ideal bagi roda-roda klasik yang tetap gagah di usia senjanya.
Pelepasan menuju Jamnas kali ini bukan hanya tentang perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin menuju cinta yang tak lekang oleh zaman — pada mesin, tanah, sejarah, dan sesama manusia yang percaya bahwa setiap getaran mesin tua, menyimpan kisah dan persaudaraan yang tak pernah usang.
Selamat mengaspal, para penjaga sejarah. Bojonegoro bangga padamu.(red)