Pastipas.id – Di tengah tekanan ekonomi dan harga pangan yang terus merangkak naik, Perum Bulog Cabang Bojonegoro memilih tidak hanya menyalurkan beras, tetapi juga membangun mekanisme distribusi yang transparan dan bertanggung jawab. Dalam agenda sosialisasi bertajuk “Beras untuk Rakyat, Distribusi Tanpa Cela”, Jumat (11/7/2025), jajaran pimpinan daerah hingga aparat hukum duduk satu meja untuk menyamakan langkah.
Dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Nurul Azizah, forum ini bukan sekadar rutinitas administratif. Di balik angka 111.833 penerima bantuan pangan, tersimpan harapan besar untuk menahan gejolak inflasi yang mulai menggerus isi dompet warga desa. Nurul menyebut distribusi ini sebagai “peluru sosial” yang harus tepat sasaran, cepat tiba, dan tak boleh bocor di tengah jalan.
Pemimpin Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Admaca, membeberkan data bahwa alokasi bantuan kali ini menyusut sekitar 10 persen dari tahun sebelumnya. Namun, penurunan ini justru dijadikan pemicu untuk memperbaiki sistem penyaluran: digitalisasi pencatatan, keterlibatan pengawasan lintas lembaga, serta pelibatan camat sebagai jembatan komunikasi ke masyarakat akar rumput.
Di tengah dominasi sektor migas yang menopang ekonomi Bojonegoro—dengan capaian pertumbuhan 9,97 persen pada triwulan I 2025—pemkab menekankan pentingnya mendorong ketahanan pangan dari sektor pertanian dan distribusi sosial. Bantuan pangan bukan sekadar memenuhi perut, tapi juga merawat stabilitas dan menjaga martabat warga Bojonegoro yang tengah berjibaku di tengah krisis harga.