Pastipas.id, Bojonegoro - Sektor pariwisata Kabupaten Bojonegoro kembali menjadi sorotan. Hingga kini, daerah yang dikenal kaya akan potensi alam dan budaya tersebut dinilai belum memiliki destinasi unggulan yang mampu menarik wisatawan dari luar daerah. Padahal, banyak wilayah di Jawa Timur telah berhasil mengembangkan ikon pariwisata yang menjadi daya tarik tersendiri.
Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Supriyanto, menilai lemahnya daya saing sektor pariwisata terjadi karena arah kebijakan dan program yang dijalankan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) belum menyentuh substansi pengembangan yang berkelanjutan. “Program yang berjalan sekarang lebih banyak bersifat seremonial, menghabiskan anggaran miliaran rupiah, tapi tidak berdampak signifikan pada peningkatan kualitas maupun promosi tempat wisata kita,” ujarnya.
Politikus Partai Golkar ini menegaskan, kegiatan yang bersifat habis pakai seharusnya tidak menjadi prioritas dalam pembangunan sektor pariwisata. Menurutnya, pemerintah daerah perlu mengalihkan fokus pada hal-hal yang lebih fundamental, seperti penguatan infrastruktur pendukung wisata, pelatihan sumber daya manusia (SDM) pariwisata, serta promosi yang berkelanjutan.
“Kalau orientasinya hanya pada kegiatan seremonial, maka sulit bagi Bojonegoro untuk dikenal sebagai daerah tujuan wisata. Padahal potensi kita besar, baik dari sisi alam, budaya, maupun kearifan lokal,” tegas Ahmad Supriyanto. Ia mencontohkan, Bojonegoro memiliki kekayaan wisata alam di kawasan selatan dan timur yang belum dikembangkan maksimal, serta potensi wisata edukatif yang bisa dikolaborasikan dengan lembaga pendidikan.
Lebih lanjut, Ahmad menyebut pariwisata sejatinya bisa menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah. Jika dikelola dengan serius dan berkelanjutan, sektor ini dapat menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang signifikan, sekaligus membuka peluang kerja bagi masyarakat. “Kita tidak bisa terus menerus hanya mengandalkan sektor migas. Pariwisata bisa jadi alternatif ekonomi baru Bojonegoro,” ujarnya.
Komisi C DPRD Bojonegoro berencana mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap program pariwisata daerah agar arah kebijakan ke depan lebih jelas dan berdampak nyata. Evaluasi ini akan menitikberatkan pada capaian program, efektivitas anggaran, serta keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan potensi wisata lokal.
“Komisi C akan memastikan agar program pariwisata Bojonegoro ke depan lebih fokus pada pembangunan destinasi dan promosi, bukan sekadar kegiatan seremonial yang hanya ramai sesaat,” pungkasnya. Wacana ini diharapkan menjadi titik balik bagi sektor pariwisata Bojonegoro agar mampu bersaing dengan daerah lain di Jawa Timur.(red)
DPRD Soroti Pengelolaan Pariwisata Bojonegoro: Banyak Seremoni, Minim Dampak Nyata
byadmin
-
0