Pastipas.id – Pagi itu di Desa Sengon, Kecamatan Ngambon, bukan hanya ayam yang berkotek. Harapan pun terdengar ramai di antara celoteh riang anak-anak dan langkah tergesa para ibu menuju kandang.
Mereka tidak sedang bermain, tapi sedang memulai babak baru dalam hidup—babak di mana ayam petelur menjadi simbol perubahan.
Sebanyak 2.160 ekor ayam petelur baru saja tiba, lengkap dengan 16 ton pakan, vitamin, dan kandang baru. Semuanya disalurkan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui program Gerakan Ayam Petelur Mandiri (GAYATRI), sebuah program unggulan Bupati Setyo Wahono untuk memperkuat ekonomi keluarga desa secara berkelanjutan. Kali ini, giliran 40 keluarga di Desa Sengon yang menerima manfaatnya.Hanes kini memiliki cita-cita kecil tapi nyata—menjual sebagian telur, menyimpan sisanya untuk konsumsi, dan berharap bisa menabung dari hasilnya.
Baginya, GAYATRI adalah langkah awal untuk mandiri secara pangan dan finansial. Ia bahkan sudah menghitung bagaimana pembagian telur untuk dijual dan untuk lauk anak-anaknya esok hari.
Disnakkan Bojonegoro tidak lepas tangan. Program ini bukan sekadar bagi-bagi ternak, tetapi juga memberikan bimbingan teknis, pendampingan, dan garansi selama tiga hari pascapendistribusian. Ayam yang sakit akan diganti, pakan yang rusak akan disuplai ulang.
Disnakkan Bojonegoro tidak lepas tangan. Program ini bukan sekadar bagi-bagi ternak, tetapi juga memberikan bimbingan teknis, pendampingan, dan garansi selama tiga hari pascapendistribusian. Ayam yang sakit akan diganti, pakan yang rusak akan disuplai ulang.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap ayam yang disalurkan benar-benar bisa tumbuh jadi sumber harapan,” ujar seorang petugas Disnakkan.