Pastipas.id - Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bojonegoro pada Rabu, 9 Juli 2025, menjadi panggung penting bagi Bupati Setyo Wahono untuk menegaskan komitmennya dalam menata ulang arah pembangunan melalui jawaban atas pandangan fraksi-fraksi terhadap Rancangan Perubahan APBD (P-APBD) 2025.
Di hadapan para legislator, Wahono bicara lugas, menerima kritik dengan kepala dingin, dan menjawabnya dengan sederet langkah konkret.
Dengan nada tegas, Bupati mengakui ketergantungan APBD Bojonegoro terhadap dana transfer pusat masih tinggi. Namun, ia menampik anggapan bahwa daerah pasif. Ia menyebut upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tengah dimasifkan—mulai dari optimalisasi BUMD, digitalisasi pembayaran pajak, hingga penguatan SDM aparatur.
“Potensi kita besar. Tinggal bagaimana kita reformasi sistem secara transparan dan akuntabel,” ujarnya optimistis.
Sorotan DPRD tentang belanja daerah juga tak dihindari. Wahono memastikan setiap rupiah dalam P-APBD diarahkan untuk kegiatan yang menyentuh langsung kehidupan warga. Ia menolak keras program yang hanya indah di atas kertas. Begitu juga soal lambannya realisasi anggaran, yang dijawabnya dengan janji percepatan birokrasi berbasis efisiensi dan integritas.
“Masyarakat butuh hasil, bukan pidato,” tegasnya di hadapan forum.
Tak ketinggalan, program unggulan “Masak, Makan Bersubsidi” ikut mendapat perhatian. Pemkab disebut akan membentuk Satuan Pelayanan Terpadu agar program berjalan optimal, serta menggandeng koperasi dan UMKM dalam kampanye gizi dan pengendalian inflasi.
Menutup pidatonya, Wahono mengajak DPRD menjaga soliditas dan saling menguatkan. “Bojonegoro tak butuh perseteruan politik. Yang kita perlukan adalah kemitraan yang sehat demi kesejahteraan rakyat,” tandasnya. (red)