Polres Tuban Mediasi Perselisihan di Kwan Sing Bio, Dorong Dialog Damai dan Tolak Provokasi
byRedaksi-
0
Pastipas.id – Di tengah memanasnya perselisihan internal dalam kepengurusan tempat ibadah Tri Dharma Kwan Sing Bio di Kabupaten Tuban, Kepolisian Resor (Polres) Tuban mengambil langkah proaktif dengan mengajak semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan jalur damai.
Kapolres Tuban AKBP William Cornelis Tanasale melalui Kasihumas AKP J. Mintoro menegaskan bahwa ketegangan tersebut tidak boleh merembet ke ranah yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. “Kami imbau semua pihak jangan melakukan tindakan yang bisa memicu gangguan keamanan masyarakat,” ujarnya, Jumat (13/6).
Perselisihan yang melibatkan pengurus tempat ibadah yang dikenal sebagai simbol toleransi dan keberagaman ini disikapi secara hati-hati. Polres Tuban, bersama Kementerian Agama (Kemenag), tokoh umat Buddha dan Konghucu dari Kanwil Kemenag Jatim, serta instansi terkait, telah membuka ruang dialog sebagai upaya penyelesaian yang konstruktif.
"Kami membuka ruang dialog bagi kedua belah pihak untuk mencari solusi terbaik yang mengakomodasi semua pihak," tegas AKP J. Mintoro.
Pihak kepolisian juga menyerukan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan maupun provokatif. “Jangan termakan hoaks atau ajakan yang mengarah pada tindakan anarkis,” tambahnya.
Polres Tuban telah melakukan sejumlah langkah konkret untuk menjaga suasana tetap kondusif. Mulai dari koordinasi intensif dengan pengurus Klenteng Kwan Sing Bio, tokoh lintas agama, hingga pemerintah kabupaten. Termasuk memfasilitasi rapat koordinasi bersama di Kantor Kemenag Tuban yang berlangsung hari ini sebagai forum mediasi terbuka.
“Kami hadir bukan sekadar menjaga keamanan fisik, tapi juga merawat harmoni sosial yang selama ini menjadi kekuatan masyarakat Tuban,” tutur Kasihumas.
Untuk mengantisipasi gangguan di lapangan, pihak kepolisian juga telah menempatkan personel di kawasan Klenteng sebagai langkah pengamanan preventif. Selain itu, pendekatan persuasif terus dilakukan dengan menggandeng tokoh masyarakat dan tokoh agama agar situasi tetap kondusif dan perpecahan dapat dicegah sejak dini.
“Penyelesaian terbaik hanya bisa tercapai bila semua pihak mau duduk bersama dan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal serta ajaran agama yang menjunjung tinggi kedamaian,” tutupnya.(red)