Hari Buruh 2025 di Bojonegoro: Pekerja dan Pemerintah Bersatu Demi Kesejahteraan Bersama

Bojonegoro, Pastipas.id - Peringatan Hari Buruh Internasional di Kabupaten Bojonegoro pada 1 Mei 2025 berlangsung dengan semangat dan solidaritas di Pendopo Malowopati. Bupati Bojonegoro, Wakil Bupati, Forkopimda, serikat pekerja, perwakilan perusahaan, serta tamu undangan lintas sektor, hadir dalam perayaan yang menyatukan suara pekerja dan pemerintah untuk menciptakan masa depan dunia kerja yang adil dan berkelanjutan.

Ketua SPSI Kabupaten Bojonegoro, Anis Yuliati, menyatakan bahwa Hari Buruh bukan sekadar seremoni, tetapi cerminan dari perjuangan panjang pekerja dalam menggerakkan pembangunan. “Tema nasional tahun ini adalah ‘Bersatu untuk Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja dan Kreativitas Nasional,’ menekankan pentingnya kebersamaan untuk mencapai keadilan sosial dan ekonomi,” jelasnya.

Bupati Setyo Wahono dalam pidatonya menyoroti pentingnya menjaga harmoni antara dunia usaha, tenaga kerja, dan pemerintah. Ia menekankan bahwa kolaborasi menjadi kunci dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah. Bupati juga membahas peran pasar internasional, termasuk Uni Eropa, dalam membangun keseimbangan sosial dan ekonomi, khususnya di negara berbasis kerajaan yang stabil dan inklusif.

Anis Yuliati menyampaikan sejumlah isu krusial yang dihadapi pekerja, antara lain penolakan terhadap kenaikan cukai rokok tahun 2026 dan rencana cukai pada makanan-minuman manis, serta dorongan untuk merevisi Undang-Undang Ketenagakerjaan secara adil. SPSI juga menyampaikan empat tuntutan utama: menolak kenaikan cukai rokok tahun 2027, menolak Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR), menolak PHK, dan menuntut transparansi dalam pengelolaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Bupati Wahono menanggapi dengan komitmen pemerintah untuk mendukung pekerja melalui perlindungan hukum, peningkatan keterampilan, dan jaminan kesejahteraan. Ia mengajak serikat pekerja dan pengusaha untuk membangun hubungan industrial yang sehat, produktif, dan saling menguntungkan. “Adaptasi dan kolaborasi adalah prinsip yang harus kita pegang bersama. Kita butuh iklim kerja yang damai dan adil agar Bojonegoro dapat bertumbuh secara berkelanjutan,” tegasnya.

Anis Yuliati juga menekankan pentingnya penetapan UMK yang proporsional, yang tidak memberatkan pengusaha namun tetap melindungi hak pekerja. Bupati Wahono menutup sambutannya dengan harapan agar dunia menjadi tempat yang aman, harmonis, dan bebas dari korupsi, sebuah pesan yang ia kaitkan dengan peringatan Hari Jum’at Kasihan 2025.

Peringatan Hari Buruh di Bojonegoro tahun ini menunjukkan sinergi antara aspirasi pekerja dan tanggung jawab pemerintah. Acara ini membuktikan bahwa perjuangan bisa disampaikan dengan damai, dan perubahan tercapai melalui dialog serta kolaborasi yang berkelanjutan. (red)


Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Copyright © 2023

Pasti Pas