Rumah Masa Kecil Pramoedya Ananta Toer
![]() |
Rumah Masa Kecil Pramoedya Ananta Toer |
Pastipas.id, Blora - Perayaan seabad kelahiran sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, yang jatuh pada 6 Februari 2025, bakal digelar meriah di tanah kelahirannya, Blora. Agenda besar ini menjadi kabar menggembirakan, khususnya bagi para pecinta sastra dan pengagum karya-karya Pramoedya.
Dalam rangkaian menyambut acara tersebut, Club Sepeda Aryo Penangsang yang dipimpin oleh H. Soedadyo, SH., bersama anggotanya mengunjungi rumah masa kecil Pramoedya di Jalan Sumbawa No. 40 Blora pada 23 dan 24 Januari 2025. Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Blora, Bambang Sulistya, turut dalam kunjungan tersebut.
"Kami ingin mengetahui lebih dalam cerita masa kecil Pram dan mengapresiasi karya-karyanya yang luar biasa," ujar Bambang Sulistya, Sabtu (25/1/2025).
Rumah masa kecil Pramoedya menjadi saksi bisu perjalanan hidup sastrawan yang karyanya diterjemahkan ke lebih dari 42 bahasa ini. Di rumah tersebut terdapat perpustakaan sederhana bernama PATABA (Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa), yang dikelola oleh adiknya, Soesilo Toer, seorang doktor lulusan Rusia.
Bambang disambut oleh Suratiyem, istri Soesilo Toer, yang menjelaskan bahwa Soesilo tengah berada di luar kota. Meskipun demikian, kunjungan tersebut memberikan wawasan mendalam tentang perjalanan hidup dan karya-karya Pramoedya.
Karya-karya Pramoedya meliputi lebih dari 50 judul, baik fiksi, nonfiksi, maupun terjemahan. Salah satu karyanya yang monumental adalah Tetralogi Buru, terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Karya tersebut lahir saat Pramoedya berada dalam pembuangan di Pulau Buru, menceritakan perjuangan hidup Minke, seorang jurnalis pribumi pertama.
Pramoedya dikenal sebagai sastrawan yang teguh pada prinsip keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan. Meski sering menghadapi tekanan, termasuk penjara di tiga rezim berbeda, ia tetap menghasilkan karya-karya yang menjadi warisan sastra dunia.
"Pramoedya adalah satu-satunya sastrawan Indonesia yang pernah enam kali dinominasikan untuk Nobel Sastra dan menerima Ramon Magsaysay Award pada 1995," ungkap H. Soedadyo, SH.
Anggota Club Sepeda Aryo Penangsang berharap generasi muda dapat meneladani semangat juang dan kepedulian Pramoedya terhadap bangsa. "Dari karya-karyanya, kita belajar tentang kejujuran, kegigihan, dan humanisme yang relevan di kehidupan modern," tambah Bambang.
Acara peringatan seabad kelahiran Pramoedya Ananta Toer yang akan berlangsung pada 6-8 Februari 2025 diharapkan menjadi momentum kebangkitan semangat literasi dan apresiasi terhadap sastra di Indonesia.
Selain mengenang perjalanan hidup Pramoedya, acara ini juga menjadi refleksi pentingnya menyebarluaskan nilai-nilai kemanusiaan melalui karya seni dan sastra. (riz)
Posting Komentar
Posting Komentar