Pastipas.id- Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mencatat jumlah pendaki yang berkunjung ke Gunung Rinjani hingga Oktober 2025 mencapai 72.528 orang. Angka tersebut terdiri dari wisatawan lokal maupun mancanegara yang menjadikan Rinjani sebagai tujuan utama pendakian di Nusa Tenggara Barat.
Kepala Balai TNGR, Yarman, menyebut tingginya kunjungan menunjukkan daya tarik Rinjani yang terus meningkat.
Selain jalur pendakian, sejumlah destinasi wisata nonpendakian juga kembali dibuka setelah sempat ditutup akibat cuaca ekstrem pada Februari 2025.
Beberapa lokasi yang sudah dapat diakses kembali antara lain wisata Tangkok Adeng di Desa Lenek Duren, Bornong Bike Park di Desa Aik Prapa, hingga Bukit Malang via Tombong Rebo di Lombok Timur. Total kunjungan wisata nonpendakian tercatat mencapai 43.502 orang.
Yarman mengatakan, berbagai titik wisata lainnya di wilayah Sembalun, Suela, dan Wanasaba juga mulai menggeliat setelah kondisi cuaca membaik. Jalur sepeda, bukit savana, hingga spot pemandangan menjadi pilihan alternatif bagi wisatawan yang tidak melakukan pendakian. Aktivitas wisata ini turut menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar kawasan taman nasional.
Memasuki musim penghujan, TNGR mengimbau para pendaki agar meningkatkan kewaspadaan saat menjelajah Rinjani. Menurut Yarman, hujan bukanlah alasan untuk menghalangi cinta terhadap alam, namun menjadi pengingat agar pendaki lebih bijak dan mempersiapkan diri secara matang. “Hujan boleh turun, tapi jangan biarkan kewaspadaan ikut reda,” ujarnya.
Pendaki dianjurkan memeriksa prakiraan cuaca, menyiapkan peralatan anti-air seperti jas hujan dan dry bag, serta menjaga stamina dengan konsumsi makanan berkalori tinggi.
Jalur licin menjadi tantangan utama selama musim hujan sehingga keselamatan harus menjadi prioritas utama. Yarman menegaskan bahwa puncak bukan segalanya, melainkan kembali pulang dengan selamat adalah tujuan terpenting.